Laman

Minggu, 12 Februari 2012

Merasakan Gnash dan Adobe Flash

Hai semuanya,
Kali ini saya akan mengulas pengalaman saya menggunakan Gnash dan Adobe Flash sebagai plugin pada perambah web Iceweasel versi 10.0 yang didistribusikan Proyek Debian. Saya menggunakan browser-plugin-gnash versi 0.8.8-5 dan Adobe Flash 11.1.102.55 pada Debian 6 kernel 2.6.32.5-686 32-bit.

Pertama kita mengenal dulu Gnash dan Adobe Flash.
Gnash merupakan bagian dari Proyek GNU sebagai alternatif untuk Adobe Flash. Gnash pertama kali diumumkan pada akhir tahun 2005 oleh John Gilmore. Tujuan dibuatnya Gnash adalah mencapai kompatibilitas dengan versi proprietary seperti Adobe Flash. Gnash juga menambahkan fitur khusus yang tidak terdapat pada Adobe Flash seperti dukungan ekstensif pada kelas ActionScript melalui pustaka terbagi (shared library), menyertakan dukungan MySQL melalui ekstensi, akses sistem berkas, dan beberapa lainnya. Gnash juga mendukung video berjenis FLV (berkas yang lama dapat memainkan suara, berkas yang lebih baru tanpa suara) melalui FFmpeg atau GStreamer.

Adobe Flash merupakan platform multimedia untuk halaman web. Flash berawal dari aplikasi SmartSketch yang dikembangkan oleh Jonathan Gay. Sekarang Flash dikembangkan oleh Adobe dan termasuk dalam Proyek Open Screen dengan menghapuskan biaya lisensi, menghilangkan batasan dalam penggunaan format berkas FLV dan SWF, penerbitan API untuk Flash, dan penerbitan protokal Flash Cast dan Action Message Format.

Untuk lebih jelasnya mungkin bisa dibaca pada situs Proyek Gnash, Adobe Flash, dan pada wikipedia. Untuk wikipedia, saya sarankan membaca versi Bahasa Inggris karena artikel Adobe Flash pada wikipedia Bahasa Indonesia masih belum begitu lengkap.

Bagaimana saya mencoba keduanya?
Saya gunakan untuk melihat video pada situs youtube menggunakan kedua plugin tersebut. Gnash dapat menampilkan dengan baik video-video pada youtube. Gnash memainkan video menunggu kita menekan tombol mulai video (tombol play) sedangkan Adobe Flash memainkan secara otomatis video pada youtube. Konteks menu (menu yang muncul saat kita klik kanan) pada Gnash lebih enak digunakan dibandingkan Adobe Flash. Pengaturan pada Gnash lebih terlihat alami karena pengaturan Adobe Flash dilakukan pada situs web Adobe Flash. Maksudnya adalah pengaturan Gnash lebih seperti aplikasi lainnya yang dijalankan pada komputer.

Gnash hampir bisa memainkan video tanpa beda seperti Adobe Flash hanya saja Gnash terasa lebih lambat dalam memproses. Gnash lebih sering mengalami buffering saat memainkan video sedangkan Adobe Flash berjalan mulus dan lebih cepat memuat video. Saya mencoba keduanya menggunakan koneksi yang sama, melalui koneksi wireless kampus. Walaupun video sudah dimuat, Gnash terkadang masih memerlukan buffering. Selain itu pada Gnash tidak bisa menggunakan pilihan large screen pada youtube walupun untuk dapat menggunakan layar penuh.

Iceweasel sedang memainkan video di YouTube


Dalam memainkan video Gnash hampir menyamai Adobe Flash walupun terkadang diselingi buffering, tetapi lebih unggul dalam pengaturan. Pengaturan Gnash terlihat lebih alami dibandingkan Adobe Flash.

Tidak ada komentar: